Supply chain
management menurut
Krajewski, Ritzman, dan Malhotra (2007) adalah pengembangan sebuah strategi
untuk mengorganisir, mengontrol, dan memotivasi sumber daya yang terlibat dalam
aliran jasa dan material di dalam rantai pasok. Pengelolaan rantai pasok ini
kemudian harus dijalankan secara tepat guna dan tepat sasaran sehingga
membutuhkan strategi tepat. Proses pembuatan desain rantai pasok yang strategik
ini kemudian disebut sebagai supply chain strategy. Supply chain strategy
didefinisikan oleh Krajewski, Ritzman, dan Malhotra (2007) sebagai upaya
pembuatan desain rantai pasok perusahaan untuk memenuhi prioritas kompetitif
dari strategi operasi perusahaan.
Strategi rantai pasok pada
industri jasa sama pentingnya seperti dalam industri manufaktur. Desain rantai
pasok pada industri jasa dikendalikan oleh adanya kebutuhan untuk menyediakan
dukungan untuk elemen-elemen penting dari beragam paket jasa yang ditawarkan.
Paket jasa terdiri atas fasilitas pendukung, fasilitas produk, layanan
ekspilisit, layanan implisit.
a.
Supporting facilities (fasilitas
pendukung):
Fasilitas pendukung ini merupakan
fasilitas fisik yang memudahkan proses penyampaian jasa kepada pelanggan.
Contoh fasilitas pendukung yang antara lain : kantor, komputer, server meja
teller, meja costumer service, gimmick, banner, wall sign, LCD, sistem
antrian nasabah. Dalam hal ini sistem informasi dihubungkan oleh server dengan
berbagai perangkat seperti komputer personal untuk pelayanan di teller dan
costumer service, LCD untuk menampilkan produk-produk Bank serta
merchant-merchant sebagai mitra Bank dan sistem antrian nasabah yang membuat pelayanan
terhadap nasabah yang datang menjadi rapi dan teratur.
b. Facilitating
goods (fasilitas produk):
Fasilitas produk ini inheren dengan
produk jasanya dan akan sampai kepada pelanggan secara fisik. Buku tabungan,
atm, rekening koran, bilyet deposito, bilyet ssp, polis, token, aplikasi
transaksi, slip penarikan, bilyet giro/cek, travel cek.
c. Explicit
services (layanan eksplisit):
Serangkaian layanan yang terstandar
yang inheren dengan produk jasa utama yang memberikan benefit kepada pelanggan.
Pemberian layanan ini akan memberikan nilai tambah kepada pelanggan dan akan
mendiferensiasikan produk antar bank. Layanan eksplisit di dalam Bank contohnya
adalah pelayanan bunga special rate, asuransi, nasabah prioritas.
Berbagai layanan diolah dan dikelola melalu sistem perangkat lunak inti bank.
d. Implicit
services (layanan implisit):
Layanan implisit merupakan layanan
yang sifatnya tidak tampak jelas namun dapat dirasakan dan menimbulkan nilai
positif bagi pelanggan. Layanan implisit di Bank contohnya adalah kemudahan
transaksi via internet, kenyamanan, senyum ramah, perhatian yang baik ke
costumer, personel bank yang ringan tangan.
Elemen-elemen pendukung ini
kemudian dikelola sedemikian rupa dalam 3 proses utama yang saling berhubungan
satu sama lain, yaitu :
1.
Proses
hubungan pelanggan di dalamnya termasuk proses marketing dan proses penempatan
order.
a.
Marketing process
·
Business
to Consumer Systems
·
Business
to Business System e-commerce system : internet banking.
b.
Order placement process
Internet
memberikan kemudahan dan keuntungan untuk order placement process yaitu Pengurangan
biaya, peningkatan aliran pendapatan, akses global, fleksibilitas penetapan
harga. Hal ini ditunjukkan dengan sistem internet banking terutama untuk untuk
pelayanan kebutuhan transaksi cek saldo, pemindahan, dan pembayaran.
2.
Proses
pemenuhan order
Dalam
memenuhi order yang ada melakukan perlakuan yang berbeda tergantung nasabah dan
kebutuhan nasabah yang dilayani. Untuk kebutuhan pelanggan (nasabah) yang
menyimpan dananya proses pemenuhan order dilakukan melalui dua saluran manual
yaitu langsung di teller dan costumer service bank atau melalui internet
banking. Teknologi internet disini sangat membantu dalam pemenuhan
kebutuhan pelanggan dalam hal transaksi cek saldo, pemindahan, dan pembayaran.
3.
Proses
hubungan pemasok
Proses hubungan
pemasok meliputi seleksi dan sertifikasi pemasok, pembelian elektronik (EDI,
catalogs hubs, exchanges, auction). Pembelian tersentral atau terlokalisasi,
analisis nilai. Bank memasok kebutuhan untuk operasionalnya dari banyak
pemasok. Umumnya dilakukan dengan cara lelang tertutup. Dilakukan dengan e-procurement
memanfaatkan email maupun menggunakan
telepon
kepada para pemasok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar